Monday, February 6, 2012

Goes to Medan City (Part 3)

UNDANGAN YANG UNIK

setelah kami pergi berziarah, keesokan harinya kami mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara adat yang akan dilaksanakan sebentar lagi. ngah keling dan keluarganya juga sampai di belawan hari ini, sudah komplitlah anggota keluarga kami berkumpul. jujur saja, aku tidak terlalu mengerti tentang persiapan yang mereka lakukan :p yang aku tau, ada undangan (yang tentu saja menggunakan 'full' bahasa karo dan aku sama sekali tidak mengerti itu) selayaknya undangan pernikahan yang akan di sebarkan untuk anggota keluarga dan kerabat suku karo lainnya. undangan itu dibingkai berwarna merah maron sesuai dengan warna khas adat suku karo, bagian depan undangan ada gambar rumah adat khas suku karo. sekilas undangan ini tampak biasa dan sederhana seperti undangan pada umumnya. dan yang membuat undangan ini berbeda dari undangan pernikahan lainnya adalah isi dari undangan tersebut, di dalam undangan itu terdapat silsilah keluarga dari leluhur (pertama) sampai pada nama orang yang akan menikah.  aku sangat amazed melihatnya, begitu banyak nama orang suku karo di dalam sana dan mereka adalah leluhurku :3 sebelumnya, di undangan manapun aku belum pernah sekalipun melihat isi undangan yang menuliskan silsilah dari mempelai itu berasal. itu sangat menarik!
walaupun aku sangat buta dan tuli dengan tulisan yang ada di dalam undangan, setidaknya aku tau silsilah keluarga dari ayahku berasal.
dan sayang sekali aku lupa untuk membawa ataupun memfoto undangan menarik ini untuk kalian, jadi aku hanya bisa bercerita singkat tentang ini.


ORANG KARO MENYEBUTNYA 'IMPAL'

'Kak, aku punya pariban nggak sih?' pertanyaan itu langsung terlontar dari bibirku pada saat sebelum kami tidur. dan aku langsung kaget dengan jawaban kak icha yang setengah berteriak 'pariban pariban, apa pariban? kau itu orang karo, nggak ada pariban, adanya impal!' aku sejenak hening 'dan ingat kau ya, jangan sekali kali kau menikah dengan orang batak, nenek kau tidak suka' lanjut kak icha.  aku tidak puas dengan jawaban kakak, langsung ak melontarkan beberapa pertanyaan yang langsung dia jawab dengan tegasnya. sejak saat itu aku tau bahwa pariban untuk orang karo itu disebut dengan impal. dan aku juga jadi tau alasan alasan kenapa tidak diperbolehkan untuk menikah dengan orang batak. yaa apalagi kalau bukan karna primordialisme u.u
keesokan harinya, kak icha menceritakan pada bi tua (ibu dari kak ica) hal yang aku tanyakan semalam dengan cara menirukan pembicaraanku dan reka adegan itu dilihat oleh seluruh anggota keluarga u.u bi tua dan keluargaku yang mendengar itu langsung tertawa. aku hanya bisa tersipu malu dan tersenyum kikuk.
sehari sebelum acara dimulai, kerabat dan keluarga yang lain mulai berdatangan ke rumah kami. ketika mereka semua datang, aku memutuskan untuk tidak menampakkan diri. ya sesekali menampakkan diri bila dipanggil oleh ayah, selebihnya aku melakukan aktivitasku di atas.
bi tua tiba tiba memanggilku dari bawah, aku pikir dia hanya memintaku bersalaman dan memperkenalkan diri seperti yang disuruh oleh ayahku, tapi ternyata di balik itu semua ada sesuatu yang cukup membuatku terkejut. mendengar suara bi tua memanggilku, aku langsung turun ke bawah untuk menemuinya. dan saat langkah demi langkah aku menuruni tangga rumah, aku melihat ada laki laki disamping perempuan (ibunya) dan di sebelah perempuan itu ada bi tua. 'sini kau dek, semalam kau bertanya tentang impal kau kan? ini impal kau' *menunjuk laki laki tadi* aku kaget sekaligus malu saat mendengarnya. kaget karena pada saat itu pakaianku nggak oke (lalu?) dan malu karena ketauan kalau aku ingin tau sekali tentang impalku u.u dan yang lebih membuatku malu adalah saat bi tua berkata 'gimana dek? tampan kan impal kau?' astaga Tuhan. apa yang sedang bi tua tanyakan ini, membuat aku membeku sesaat dan lagi lagi aku hanya bisa mengeluarkan senyuman kikuk sambil berkata 'apasih'. jika diperhatikan, impalku itu memang tidak tampan, tapi dia cukup manis.
dan malamnya ketika kami semua berkumpul di bawah, pak uda tiba tiba bertanya di depan keluarga 'gimana della? ada getar getar asmara setelah melihat dan berjabat tangan? mau pindah hati kah?' aku kembali membeku saat mendengarnya. aaah pertanyaan macam apa lagi ini, getar getar asmara apa -_- pindah hati? oh NO! tentu aja enggak. aku sukanya sama yang di jogja pak uda :3 yaah tapi aku tidak benar benar menjawab seperti itu. aku menjawab dengan senyuman 'hahaha enggaklah, apa juga pindah hati, nggak ada!' 'ah pak uda pikir kau akan suka dan menikah dengannya' eh helooo, please ya -_-" gumamku dalam hati.


ps: buat yang nggak tau pariban itu apa, aku akan menjelaskan sedikit untuk kalian.
jadi pariban itu sepupu. di dalam masyarakat suku batak, sepupu di bagi menjadi 2, ada sepupu yang bisa dinikahin ada yang nggak bisa, yang bisa dinikahin disebut pariban. pada jaman dulu, nikah sama pariban itu bagus banget, ya bahasa kasarnya 'diwajibkan' tapi seiring berkembangnya jaman, bahasa diwajibkan ini memudar. kalo kamu adalah perempuan, pariban kamu adalah anak laki laki dari adik dan kakak perempuan dari ayahmu. ribet banget ya bahasanya? emm.. lebih mudah mencernanya,  kalo kamu perempuan, pariban kamu adalah anak laki laki tante/bude dari ayah :) dan kalau kamu laki laki, pariban kamu adalah anak perempuan om/pakde dari ibu :) oyaa, secara adat jaman dulu juga bahwasanya jika kamu memiliki pariban dan tidak menikah, maka pariban (laki laki) wajib untuk melindungi yang perempuan (seperti kakak melindungi adiknya)

to be continue..

No comments:

Post a Comment